Analisis Spasial Faktor Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kabupaten Pasaman Tahun 2023

Categorie(s):
   Tesis
Author(s):
   Hendry, Frandyka
Advisor:
Efriza
Nurhayati
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
DBD, data spasial, penyelidikan epidemiologi
DOI:
-
Abstract :
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit akut disebabkan oleh infeksi virus
dengue. Kabupaten Pasaman tercatat kasus DBD tahun 2019 sebanyak 168 kasus
3 diantaranya meninggal dunia, tahun 2020 tercatat 104 kasus dan menurun di
tahun 2021 dengan 20 kasus dan tahun 2022 meningkat menjadi 202 kasus tanpa
kasus meninggal dunia dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Tujuan penelitian ini untuk mengeksplore secara mendalam program DBD dengan
menggunakan data spasial di Kabupaten Pasaman Tahun 2023.Penelitian ini
diperoleh titik angka kejadian dari DBD di Kabupaten Pasaman dengan
menggunakan metode mixed method. Penelitian kuantitatif dengan total sampling
yang digunakan data sekunder 37 nagari dalam 12 kecamatan di Kabupaten
Pasaman. Penelitian kualitatif menggunakan desain Explanatory Design dengan
informan penelitian 10 orang.
Hasil penelitian kuantitatif Air Bersih (74,69%), PHBS (45,89%), Bebas Jentik
(56,12%), Jamban (51,13%), PE (2,30%) dan Kepadatan penduduk
(119.78Jiwa/km2). menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara
kepemilikan jamban (Pvalue= 0.014) , kepadatan penduduk (Pvalue= 0.047), dan
penyelidikan epidemiologi (Pvalue= 0.000). Hasil mulitivariat (Pvalue= 0.000)
dimana Penyelidikan epidemiologi merupakan faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap kejadian demam berdarah dengue. Hasil kualitatif pada
komponen input dari segi sumber daya manusia kesehatan belum sesuai dengan
disiplin ilmu, dari segi dana ada tapi belum tercukupi, dan dari segi sarana
prasarana tersedia, namun zat kimia belum mencukupi. Pada komponen output
pencapaian target belum maksimal karena adanya keterbatasan pada wilayah
Kabupaten Pasaman yang sangat luas.
Dapat disimpulkan bahwa penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit
yang terus mengancam masyarakat Incidence rate tertinggi yaitu di 16 nagari yaitu
Nagari Alahan Mati. dapat disarankan bagi dinas kesehatan beserta jajarannya
meningkatkan fokus intervensi penangganan dalam mencegah penyakit DBD
Download From Google Drive