Evaluasi Dampak Implementasi Komunikasi Antar Pribadi (Kap) Terhadap Perilaku Prioritas Pencegahan Stunting Di Kota Padang Tahun 2023

Categorie(s):
   Tesis
Author(s):
   Wahyumi, Mega
Advisor:
Hasnita, Evi
Abidin, Zainal
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
Evaluasi, Dampak, Implementasi, KAP, perilaku prioritas pencegahan stunting
DOI:
-
Abstract :
Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya. Masalah stunting disebabkan berbagai faktor seperti pengetahuan serta kesadaran yang kurang mengenai pemberian gizi yang tepat selama kehamilan hingga anak berusia balita. Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14% tahun 2024. Berdasarkan Survey Status Guzi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 Prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% menjadi 21,6%. Prevalensi Stunting di Provinsi Sumtera Barat naik dari 23,3% menjadi 25,2%. Kota Padang naik dari 18,9% menjadi 19,5%. Terdapat 5 (lima) pilar strategi Nasional Pencegahan stunting, yang secara rinci berfokus pada perubahan perilaku yang dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan seperti kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat umum, komunikasi antar pribadi sesuai konteks sasaran, advokasi berkelanjutan kepada pengambil keputusan dan peningkatan kapasitas pengelola program dengan pemberian pengetahuan dan pelatihan bagi penyelenggara program (Satriawan,2018). Penerapan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) ini membutuhkan sumber daya manusia yang memahami konsep secara memadai dan terlatih. Dengan harapan akan tercipta perubahan perilaku masyarakat kearah yang lebih baik dan bermuara pada penurunan prevalensi stunting. Untuk itu Tenaga kesehatan di Puskesmas sebagai Komunikator kesehatan harus memiliki keterampilan dan kemampuan berkomunikasi yang baik, meliputi kemampuan komunikasi verbal, kemapuan mendengar, menggunakan bahasa tubuh yang baik dan tepat (non berbal), keterbukaan dan sikap positif dalam menjalankan tugasnya. Penelitian Hidayat,et al (2023) pada 120 keluarga menunjukkan bahwa pendekatan metode KAP berhasil meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga. Review yang dilakukan Rahayu, et al (2022) juga menunjukan bahwa strategi KAP secara signifikan meningkatkan pengetahuan ibu terkait pencegahan stunting. Hal ini menunjukan pentingnya penguasaan KAP oleh Petugas Kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak implementasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) terhadap Perilaku Prioritas Pencegahan Stunting di Kota Padang. Metode penelitian adalah Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, Analisis, interpretasi dengan pendekatan Etnografi yang mendiskripsikan suatu objek, fenomena, atau seting sosial dalam bentuk tulisan naratif. Penelitian dilaksanakan di 5 Puskesmas di Kota Padang (Puskesmas Air Tawar, Puskesmas Alai, Puskesmas Ambacang, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Pemancungan) dengan jumlah informan 60 orang yang terdiri dari 5 orang kepala puskesmas, 5 orang petugas kesehatan yang sudah dilatih KAP, 25 orang ibu hamil dari 5 wilayah puskesmas dan 25 orang ibu balita di 5 wilayah kerja puskesmas yang diteliti .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Padang belum memiliki Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Pencegahan Stunting. Strategi komunikasi adalah panduan tentang cara menerapkan komunikasi perubahan perilaku sebagai intervensi utama terhadap permasalahan stunting di Indonesia. Percepatan penurunan stunting di Kota Padang diatur dalam peraturan Wali Kota Padang Nomor 80 Tahun 2023. Perwako memuat strategi percepatan penurunan stunting secara umum belum memuat strategi komunikasi perubahan perilaku secara khusus.
Pelaksanaan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) belum berjalan optimal karena berbagai kendala baik dari petugas itu sendiri maupun dari luar petugas. Masih terbatasnya orientasi KAP bagi Petugas dan kader menyebabkan terbatasnya petugas yang memahami konsep yang memadai tentang implementasi KAP sehingga KAP belum bisa diterapkan dalam setiap layanan yang diberikan dan belum memberikan dampak terhadap perubahan perilaku strategis pencegahan stunting terbukti dari hasil wawancara mendalam dengan informan penelitian.
Untuk itu perlu adanya regulasi/ kebijakan terkait Komunikasi Perubahan Perilaku dalam pencegahan stunting yang didalamnya mengatur elemen advokasi kebijakan, kampanye, Komunikasi Antar Pribadi (KAP), dan mobilisasi social. Dengan demikian akan terlaksana KAP oleh tenaga kesehatan puskesmas kepada kelompok sasaran pada saat memberikan pelayanan kesehatan dan meningkatnya kapasitas KAP bagi kader posyandu.
Download From Google Drive