Efektivitas Pemberian Susu Kedelai (Glycine Max) Terhadap Penanganan Kejadian Stunting Pada Balita Di Puskesmas Lubuk Sanai Kabupaten Mukomuko Tahun 2023

Categorie(s):
   Tesis
Author(s):
   Murtini, Desi
Advisor:
Nurhayati
Efriza
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
Stunting, susu kedelai, balita
DOI:
-
Abstract :
Global Nutritional Report 2018 melaporkan bahwa terdapat sekitar 150,8 juta (22,2%) balita Stunting yang menjadi salah satu faktor terhambatnya pengembangan
manusia di dunia. WHO menetapkan lima daerah subregion prevalensi Stunting,
termasuk Indonesia yang berada di regional Asia Tenggara.
Jenis penelitian ini adalah Quasi Ekperimen dengan Two Group Comparation
dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Sanai Kabupaten Mukomuko.
Pengambilan sample menggunakan purposive sampling, yaitu 16 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol. Variabel Dependen penelitian ini adalah Stunting dan
Variabel Independen susu kedelai. Analisa yang digunakan adalah analisa Univariat dan Bivariat dengan uji T-Tes.
Hasil penelitian ini menunjukan hasil uji T-Paired rata-rata tinggi badan sebelum intervensi 82,89 cm dengan standar deviasi 5,56 dan setelah intervensi 83,14 cm dengan standar deviasi 5,57. Dan berat badan sebelum intervensi 10,56 Kg dengan
standar deviasi 1,67 dan setelah intervensi 10,86 Kg dengan standar deviasi 1,75.
Perbedaan tinggi badan setelah sebesar 2,04 cm. Hasil T-Independen menunjukan nilai P-Value sebesar 0,341 > 0,05 dengan artian tidak ada perbedaan yang signifikan ratarata pengukuran tinggi badan balita antara kelompok intervensi dan kontrol. Perbedaan
berat badan setelah sebesar 0,98 Kg. Hasil T-Independen menunjukan nilai P-Value
sebesar 0,132>0,05 dengan artian tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata penimbangan berat badan balita antara kelompok intervensi dan kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian, tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap
perbedaan rata-rata tinggi badan dan berat badan balita. Oleh sebab itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk membuat inovasi susu kedelai lainnya dengan
memperhatikan kandungan gizi, dan diharapkan tenaga kesehatan meningkatkan
pelayanan terkait edukasi, dan penyuluhan pada dan keluarga yang memiliki balita tentang terapi komplementer yang efektif terhadap peningkatan tinggi badan dan berat badan balita.
Download From Google Drive