Analisis Faktor Implementasi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita 12-36 Bulan di Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2020
Categorie(s):
Tesis
Author(s):
Yenni, Asfri
Advisor:
Wijayantono
Oktavianis
Oktavianis
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
Status perkembangan, Faktor Implementasi.
DOI:
-
Abstract :
Upaya kesehatan anak dalam memenuhi salah satu hak kelangsungan hidup
anak antara lain menjamin tumbuh kembang anak secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat. Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2019 ditemukan penyimpangan perkembangan sebanyak 4 orang. Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup anak dengan melakukan pemantauan perkembangan sesuai standar. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kabupaten Lima Puluh Kota, bulan Juli - Agustus 2020, menggunakan Mixed methods. Responden yang diteliti adalah ibu yang mempunyai anak balita usia 12-36 bulan sebanyak 100 orang dan Informan penelitian sebanyak 25 orang. Data di analisis dengan menggunakan uji chi sguare dan regresi logistik ganda dengan analisis data univariat, bivariat dan multivariat dan untuk kualitatif melalui wawancara mendalam. Hasi penelitian menyatakan faktor yang berhubungan dengan status
perkembangan anak balita yaitu pendidikan (p value = 0,003), pekerjaan (p value = 0,031), pengetahuan (p value = 0,038), pola asuh (p value = 0,021), stimulasi (p value = 0,024) alat bermain (p value = 0,010) dan peran petugas kesehatan (p value = 0,031). faktor pemanfaatan Buku KIA tidak berhubungan dengan status perkembangan dan faktor yang paling berpengaruh adalah pendidikan (p value =0,010). Sementara hasil kualitatif yaitu kebijakan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal, jumlah tenaga dan sarana prasarana belum mencukupi, ketersediaan dana cukup tetapi pelaksanaan pemantauan perkembangan di puskesmas Kabupaten Lima Puluh Kota belum mencapai target. Disimpulkan bahwa pelaksanaan program pemantauan perkembangan di
Puskesmas Kabupaten Lima Puluh Kota belum mencapai target Standar Pelayanan Minimal dan diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan pemantauan perkembangan, pendidikan kesehatan dan peningkatan peran serta masyarakat.
anak antara lain menjamin tumbuh kembang anak secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat. Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2019 ditemukan penyimpangan perkembangan sebanyak 4 orang. Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup anak dengan melakukan pemantauan perkembangan sesuai standar. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kabupaten Lima Puluh Kota, bulan Juli - Agustus 2020, menggunakan Mixed methods. Responden yang diteliti adalah ibu yang mempunyai anak balita usia 12-36 bulan sebanyak 100 orang dan Informan penelitian sebanyak 25 orang. Data di analisis dengan menggunakan uji chi sguare dan regresi logistik ganda dengan analisis data univariat, bivariat dan multivariat dan untuk kualitatif melalui wawancara mendalam. Hasi penelitian menyatakan faktor yang berhubungan dengan status
perkembangan anak balita yaitu pendidikan (p value = 0,003), pekerjaan (p value = 0,031), pengetahuan (p value = 0,038), pola asuh (p value = 0,021), stimulasi (p value = 0,024) alat bermain (p value = 0,010) dan peran petugas kesehatan (p value = 0,031). faktor pemanfaatan Buku KIA tidak berhubungan dengan status perkembangan dan faktor yang paling berpengaruh adalah pendidikan (p value =0,010). Sementara hasil kualitatif yaitu kebijakan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal, jumlah tenaga dan sarana prasarana belum mencukupi, ketersediaan dana cukup tetapi pelaksanaan pemantauan perkembangan di puskesmas Kabupaten Lima Puluh Kota belum mencapai target. Disimpulkan bahwa pelaksanaan program pemantauan perkembangan di
Puskesmas Kabupaten Lima Puluh Kota belum mencapai target Standar Pelayanan Minimal dan diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan pemantauan perkembangan, pendidikan kesehatan dan peningkatan peran serta masyarakat.