Search Repository Universitas Fort De Kock

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman dimana kejadian stunting dipengaruhi oleh pola asuh,sanitasi lingkungan dan pemberian makanan tambahan pada balita. Dan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pemegang program gizi di Dinas Kesehatan Kabuapten Sijunjung, Dinas Kesehatan Kabupaten Solok dan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan menyatakan bahwa factor yang paling dominan dengan kasus stunting adalah pola asuh dari keluarga, sanitasi lingkungan,keaneka ragaman makanan.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan pendekatan case control, menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini telh dilakukan bulan Maret-Mei tahun 2019. Data diolah kemudian dianalisis sampai tahap multivariate dengan uji statistik Chi_Square. Hasil multivariat di Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Sijunjung, faktor yang paling berpengaruh yaitu keragaman makan p value 0,000, sedangkan Kabupaten, Solok, dan Solok Selatan yang paling berpengaruh yaitu status imunisasi dengan p value 0,000. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan program 1000 HPK sudah berjalan dengan baik di setiap programnya karena banyak melibatkan lintas sektoral dan lintas program. Disarankan kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas lebih menggalakkan tentang 1000 HPK dan kepada ibu balita untuk lebih mencari tahu informasi tentang keragaman makanan untuk balita dan pentingnya imunisasi agar balita terhindar dari stunting.

Stunting is a condition of failure to thrive in children under five years old due to chronic malnutrition so children are too short for their age. Based on the initial survey conducted by researchers in the work area of the Pasaman District Health Office where the incidence of stunting was influenced by parenting, environmental sanitation and supplementary feeding to infants. And based on the results of interviews conducted by researchers with nutrition program holders at the Sijunjung District Health Office, Solok District Health Office and South Solok District Health Office stated that the most dominant factor with stunting cases was family up bringing, environmental sanitation, food diversity. The method used in this study is quantitative research, with a case control approach, using purposive sampling technique. This research was conducted in the period of March-May 2019. Data was processed then analyzed until the multivariate stage with Chi_Square statistical test. The results of multivariate in Pasaman District and Sijunjung were the most influential factors, namely eating diversity p value 0,000, while the regencies of, Solok, and South Solok were the most influential, namely immunization status with p value 0,000 Based on the research results it can be concluded that the 1000 HPK program has run well in each of its programs because many involve cross-sectoral and cross-program. It is recommended to the Department of Health and Puskesmas to promote more about 1000 HPK and to mothers of toddlers to find out more information about the diversity of food for toddlers and the importance of immunization so that toddlers avoid stunting.