Implementasi Program Penanggulangan TB Paru Dengan Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) Di Puskesmas Kota Bukittinggi Tahun 2022

Categorie(s):
   Skripsi
Author(s):
   Aspionita, Fini
Advisor:
Nurhayati
Adriani
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
Imlementasi, DOTS, TB Paru.
DOI:
-
Abstract :
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menginfeksi tubuh terutama bagian paru-paru yaitu dengan adanya bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB Paru ini dapat ditularkan secara langsung. Angka Penemuan di Kota Bukittinggi masih rendah yaitu 32,75% dan angka Keberhasilan kasus TB Paru hanya 32,00%, hal ini tentu masih jauh untuk mencapai target nasional yaitu 85.00%. Data tersebut menunjukkan masih adanya kendala dalam pelaksanaan program penanggulangan TB Paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengambarkan secara jelas dan mendalami tentang implementasi program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Kota Bukittinggi. Metode penelitian ini bersifat kualitatif dengan model pendekatan deskriptif analitik, melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan jumlah informan 13 orang, yaitu staf bidang P2 TB Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, 3 Kepala Puskesmas di Kota Bukittinggi (Pukesmas Tigobaleh, Puskesmas Plus Mandiangin, Puskesmas Guguk Panjang) 3 Pemegang Program TB Paru, 3 orang Pengawas Minum Obat, 3 orang penderita TB Paru. Teknik pengambilan sampel dengan dengan metode Purposive Sampling. Instrument yang digunakan adalah pedoman wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program penanggulangan TB Paru belum berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan komitmen politis jajaran pengambil kebijakan yang terjalin sudah mendukung Program DOTS. Penemuan kasus yang masih rendah dilakukan dengan penjaringan oleh petugas TB Paru. Pendistrian obat diatur langsung oleh petugas TB Paru kemudian diberikan langsung kepada PMO. Kinerja PMO belum pernah mendapatkan penyuluhan secara khusus oleh petugas kesehatan. Pencatatan dan pelaporan sudah cukup baik dan lengkap. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada Pemerintah daerah maupun Dinas Kesehatan agar menyediakan alokasi pendanaan program kepada petugas puskesmas di Kota Bukittinggi secara efisien dalam upaya penjaringan suspek, penemuan kasus, dan penyuluhan. Kepada Puskesmas Kota Bukittinggi dapat menjalin kerjasama dengan bidang promosi kesehatan agar meningkatkan penyuluhan /pelatihan kesehatan terutama pengenalan, penularan dan bahaya dari penyakit TB Paru.
Download From Google Drive