Search Repository Universitas Fort De Kock

Dismenore merupakan nyeri yang banyak dialami oleh remaja putri saat menstruasi. Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 107.673 jiwa (64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89) mengalami dismenore primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenore sekunder. Dismenore dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi adalah rebusan daun pepaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas rebusan daun pepaya terhadap penurunan nyeri pada mahasisiwi Tingkat 1 STIKes Fort De Kock Kota Bukittinggi. Metode dari penelitian adalah quasy eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest. Populasinya adalah mahasiswi tingkat 1 yang mengalami dismenore sedang dan berat. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dan jumlah sampel sebanyak 10 orang berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September-Oktober dengan menggunakan lembar observasi skala nyeri. Hasil dari uji statistik menggunakan uji T-test Independent menunjukkan perbandingan skala nyeri sebelum diberikan intervensi didapatkan rata-rata 5,60 dan sesudah diberikan intervensi rebusan daun pepaya didapatkan rata-rata 3,10, sehingga didapatkan rata-rata perbandingan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan intervensi rebusan daun pepaya adalah 2,50. Dengan nilai p value 0,0005. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa rebusan daun pepaya berpengaruh terhadap penurunan nyeri dismenore. Diharapkan kepada responden agar dapat menggunakan rebusan daun pepaya dalam mengurangi dismenore sebagai penatalaksanaan non farmakologis dikarenakan banyaknya kandungan yang dimiliki oleh daun pepaya seperti vitamin E yang dapat mengurangi nyeri dismenore.

Dysmenorrhea is a common pain experienced by young women during menstruation. The incidence of menstrual pain in the world is huge. On average more than 50% of women in every country experience menstrual pain. In Indonesia, the incidence of dysmenorrhea is 107.673 people (64.25%), consisting of 59,671 people (54.89) experiencing primary dysmenorrhea and 9.496 people (9.36%) having secondary dysmenorrhea. Dysmenorrhea can be treated with pharmacological and nonpharmacological therapies. One of the non pharmacology therapy is papaya leaf stew. The purpose of this study is to see the effectiveness of papaya leaf stew to decrease pain in the level 1 STIKes Fort De Kock students of Bukittinggi. The method of research is quasy experiment. The research design used is one group pretest-posttest. The population is a grade 1 student who has moderate and severe dysmenorrhea. The sampling technique using Purposive Sampling and the number of samples of 10 people based on inclusion and exclusion criteria. Data collection was conducted in September-October using pain scale observation sheets. The result of statistic test using Independent T-test showed comparison of pain scale before intervention was obtained an average of 5.60 and after papaya leaf stew intervention obtained an average of 3.10, so that the average comparison of pain scale before and after given intervention papaya leaf stew is 2.50. With p value 0.0005. Based on the above results can be concluded that papaya leaf decoction affect the decrease of dysmenorrhea pain. It is expected that respondents to use papaya leaf stew in reducing dysmenorrhea as non pharmacological management due to the abundance contained by papaya leaf such as vitamin E that can reduce dysmenorrhea pain.