Hubungan Preeklamsia, Ketuban Pecah Dini dan Perarahan Antepartum Dengan Kejadian Partus Prematurus Di RSUD Lubuk Sikaping Tahun 2016

Categorie(s):
   Laporan Tugas Akhir
Author(s):
   Putri, Levi Andika
Advisor:
Oktavianis
Yanti, Cici Apriza
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Keyword(s):
Preeklamsia, Ketuban Pecah Dini, Perarahan Antepartum, Partus Prematurus.
DOI:
-
Abstract :
Partus prematurus merupakan penyebab utama kematian bayi. Penyebab partus prematurus seperti preeklamsia, ketuban pecah dini, perdarahan antepartum. Partus prematurus adalah dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang disertai pendataran dan /atau dilatasi servik serta turunnya bayi pada wanita hamil yang kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari pertama haid terakhir. Data dari RSUD Lubuk Sikaping selama 3 tahun terakhir, diketahui terdapat peningkatan kasus partus prematurus setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terdapat 47 kasus partus prematurus, tahun 2014 terdapat 50 kasus partus prematurus dan tahun 2015 terdapat 52 kasus partus prematurus. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan preeklmasia, ketuban pecah dini, perdarahan antepatum dengan kejadian partus prematurus di RSUD lubuk Sikaping tahun 2016. Metode penelitian analitik dengan pendekatan case control. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari 2017. Populasi penelitian adalah semua ibu bersalin di RSUD Lubuk Sikaping. Sampel penelitian adalah 156 orang dengan 52 orang kasus dan 104 kontrol. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil analisis univariat diketahui kejadian partus prematurus terbanyak terdapat pada kelompok kasus yaitu 52 kasus (33,3%) dari 156 kasus, 76,9% kelompok kasus dan 62,5% kelompok kontrol tidak mengalami preeklamsia. 53,9 % kelompok kasus dan 59,6% kelompok kontrol yang mengalami ketuban pecah dini. 73,1% kelompok kaus dan 91,3% kelompok kontrol tidak mengalami perdarahan antepartum. Hasil bivariat diketahui yang berhubungan dengan kejadian partus prematururs adalah perdarahan antepartum (p = 0,005, OR = 3,889). Dapat disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian partus prematurus adalah perdarahan antepartum. Bagi petugas kesehatan khususnya bidan hendaknya melaksanakan pemeriksaan antenatal care yang intensif pada ibu hamil agar dapat mendeteksi masalah dalam kehamilan lebih awal.
Download From Google Drive