Search Repository Universitas Fort De Kock

Pernikahan yang dilangsungkan pada usia remaja umumnya akan menimbulkan masalah baik secara fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi. Dampak pernikahan usia muda lebih tampak nyata pada remaja putri dibandingkan remaja laki-laki. Untuk Kabupaten Solok, berdasarkan data yang diperoleh dari tahun 2016 dari 14 Kecamatan yang ada, Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten Solok merupakan Kecamatan tertinggi angka pernikahan dininya yaitu pada tahun 2016 pernikahan dini 22 orang (40.7 %) dari 113 pernikahan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya pernikahan usia dini di wilayah kerja Puskesmas Sirukam Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten Solok tahun 2017. Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan metode Retrospektif Study. Penelitian dilakukan pada tanggal 2 sampai 10 Januari 2017 dengan populasi pada penelitian adalah seluruh pernikahan yang terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Sirukam Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten Solok pada tahun 2016 sebanyak 113 orang. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling berjumlah 54 orang, data dikumpulkan dengan cara wawancara kemudian data diolah secara komputerisasi. Dari hasil penelitian menunjukan (51,9 %) mempunyai pengetahuan kurang tentang pernikahan usia dini. (70,4%) lingkungan fisik mendukung (55,6%) menikah karena kehendak orang tua,59.3% tidak menikah pada usia dini. Hasil uji Chi- Square ada hubungan antara pengetahuan kurang dengan pernikahan usia dini p=0,023,dengan Odds Ratio 4.444, , ada hubungan antara lingkungan fisik dengan pernikahan usia dini p=0,001 dengan Odds Ratio10.556, ada hubungan antara kehendak orang tua dengan pernikahan usia dini p=0,000 dengan Odds Ratio 22. Hasil penelitian dapat di simpulkan empat variabel berhubungan. Diharapkan sebagai tenaga kesehatan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada remaja putri tentang pentingnya pengetahuan mengenai pernikahan ditinjau dari usia yang disarankan dan sesuai dengan kesehatan reproduksi, pendidikan, pekerjaan dan kebudayaan yang mempengaruhi hal tersebut.

Weddings are held in adolescence generally will cause problems both physiological, psychological and socio-economic. Impact of early age marriage is more evident in girls than boys. The aim of research to determine the factors associated with the occurrence of premature marriages in Puskesmas Sirukam Sekaki Umbrella District of Solok regency in 2017. The research is descriptive analytic methods Retrospektife Study. The study was conducted on August 2 through January 20, 2017 with the entire population in the study was a wedding going on in the sub-district Puskesmas Sirukam Umbrella Sekaki Solok regency in 2016 as many as 113 people. The sampling technique is simple random sampling around 54 people, the data were collected by interview and then the processed data is computerized. From the research results show (51.9%) have less knowledge about early marriage. (70.4%) no promiscuity. (57.4%) of the physical environment support (55.6%) were married because of the will of the parents 59.3% were not married at an early age, Chi-Square test results there is a relationship between knowledge about the early marriage p= 0.023, there is a relationship between free association with early marriage p= 0,003, there is a relationship between the physical environment with early marriage p= 0.001, there is a relationship between the will of parents with premature marriages p= 0.000. he results of the study can be concluded four related variables. Expected as health workers active in outreach to young women about the importance of marriage in terms of knowledge about the suggested age and appropriate reproductive health, education, employment and culture that affect it.