Search Repository Universitas Fort De Kock

Stunting sebagai akibat kekurangan gizi yang terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan yang menyebabkan hambatan pada pertumbuhan fisik. Berdasarkan data WHO 2020 angka kejadian stunting di dunia pada tahun 2019 adalah 21,3%, dan data Riskesdas tahun 2018 stunting Indonesia 30,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian stunting pada program sensitif di Asia. Penelitian ini menggunakan metode systematic review dan meta-analisis. Artikel diperoleh dari PubMed, BMC, Google Schoolar dan Science Direct. Dari 7.381 artikel (tahun 2010 2022) yang diidentifikasi, diperoleh 27 artikel yang relevan dan memenuhi kriteria inklusi yang berhubungan dengan determinan stunting. Hasil penelitian menunjukkan faktor determinan kejadian stunting pada program sensitif di Asia adalah tingkat pendidikan ibu, sanitasi yang layak, akses layanan kesehatan dan Keluarga Berencana, ketersediaan bahan pangan, akses air bersih, edukasi kesehatan reproduksi remaja dan pendidikan gizi masyarakat. Faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah tingkat pendidikan ibu OR 2.55 (CI95% 1.63-4.00). Pada penelitian lain, peneliti juga menemukan studi lain yang menyebutkan bahwa paparan asap rokok dalam rumah tangga dan ibu hamil yang konsumsi alcohol, beresiko terhadap kejadian stunting pada anak. Tingkat pendidikan ibu sangat berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu dalam menerima informasi kesehatan. Petugas kesehatan sebagai tenaga pendidik kesehatan masyarakat harus trampil dalam melakukan komunikasi perubahan perilaku, dalam upaya percepatan penurunan angka stunting. Disamping itu petugas juga harus mampu meningkatkan pemahaman ibu tentang stunting, dengan memberikan rekomendasi kepada keluarga, bahwa peran serta keluarga sangat diharapkan dalam pengawasan konsumsi alkohol bagi ibu hamil dan menghindarkan ibu hamil, bayi dan balita dari paparan asap rokok.

Stunting as a result of malnutrition that occurs in the first 1000 days of life which causes obstacles to physical growth. Based on WHO 2020 data, the number of stunting cases in the world in 2019 was 21.3%, and the 2018 Riskesdas data for Indonesia's stunting was 30.8%. This study aims to determine the determinants of stunting in sensitive programs in Asia. This study used a systematic review and meta-analysis method. Articles were obtained from PubMed, BMC, Google Schoolar and Science Direct. Of the 7,381 articles (2010 2022) identified, 27 articles were obtained that were relevant and met the inclusion criteria related to stunting determinants. The results showed that the determinants of stunting in sensitive programs in Asia were the mother's level of education, proper sanitation, access to health and family planning services, availability of food, access to clean water, education on adolescent reproductive health and community nutrition education. The determinant factor that has the most influence on the incidence of stunting is the education level of the mother OR 2.55 (95% CI 1.63-4.00). In another study, the researchers also found other studies which stated that exposure to cigarette smoke in the household and pregnant women who consumed alcohol were at risk of stunting in children. The education level of the mother is closely related to the level of knowledge of the mother in receiving health information. Health workers as public health educators must be skilled in communicating behavior changes, in an effort to accelerate the reduction of stunting rates. Besides that, officers must also be able to increase mothers' understanding of stunting, by providing recommendations to families, that family participation is highly expected in monitoring alcohol consumption for pregnant women and preventing pregnant women, babies and toddlers from exposure to cigarette smoke.