Search Repository Universitas Fort De Kock

Jumlah pengguna KB suntik di Indonesia lebih besar dari pengguna jenis kontrasepsi lainnya yaitu sebesar 42,4% dari total seluruh jenis kontrasepsi. Begitu juga di wilayah kerja Puskesmas Ibuh Kota Payakumbuh dimana penggunaan kontrasepsi KB suntik cenderung menunjukkan peningkatan dari 14,22% di tahun 2018 menjadi 14,89% tahun 2019 dan menjadi 16,86% di tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan KB suntik di wilayah kerja Puskesmas Ibuh Kota Payakumbuh. Desain penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh aksptor KB sebanyak 1.350 orang. Dengan Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik satisfied random sampling dengan jumlah 100 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner, analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78% responden berpengetahuan tinggi, 68% sikap positif, 66% dukungan suami baik, 71% menyatakan peran petugas baik dengan 43% responden akseptor KB suntik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik adalah pengetahuan (p = 0,001), sikap ( p = 0,002, OR = 5,172), dukungan suami (p value = 0,009, OR = 3,669 dan peran bidan (p = 0,008, OR = 4,172), sedangkan faktor sosial budaya tidak berhubungan dengan pemilihan KB suntik ( p = 0,774). Disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, dukungan suami dan peran bidan berhubungan signifikan dengan pemilihan kontrsepsi KB suntik. Diharapkan kepada semua pihak terutaa petugas kesehatan untuk selalu memberikan edukasi, motivasi fasilitasi dalam penggunaan kontrsepsi bagi wanita pasangan usia subur agar dapat memilih jenis kontrasepsi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.

The number of injecting family planning users in Indonesia is greater than users of other types of contraception, namely 42.4% of the total types of contraception. Likewise in the working area of the Ibuh Community Health Center in Payakumbuh where the use of injectable contraception tends to increase from 14.22% in 2018 to 14.89% in 2019 and to 16.86% in 2020. This study aimed to determine the factors that influence the selection of injectable family planning in the working area of the Ibuh Community Health Center, Payakumbuh. The design of this research was descriptive analytic with a cross sectional study approach. The population in this study were all 1350 family planning acceptors. The sampling technique used satisfied random sampling technique with a total of 100 people. Collecting data in this study used questionnaires, data analysis includes univariate analysis and bivariate analysis using chi-square test. The results showed that 78% of respondents had high knowledge, 68% had a positive attitude, 66% had good husband support, 71% stated that the role of officers was good with 43% of respondents being injectable family planning acceptors. The results of the bivariate analysis showed that the factors related to the use of injectable family planning are knowledge (p = 0.001), attitude (p = 0.002, OR = 5.172), husband's support (p value = 0.009, OR = 3.669 and the role of the midwife (p = 0.008, OR = 4.172), while socio-cultural factors are not related to the choice of injectable contraception (p = 0.774). It is concluded that knowledge, attitude, husband's support and the role of the midwife are significantly related to the choice of injectable contraception. It is expected that all parties, especially health workers, always provide education, motivation to facilitate the use of contraceptives for women of childbearing age so that they can choose the right type of contraception and according to their needs.