Search Repository Universitas Fort De Kock

Kota Sungai tiga tahun terakhir dari tahun 2017 sampai tahun 2019 mengalami peningkatan untuk pemanfaatan pengobatan tradisional. Tapi pada tahun 2020 mengalami penurunan yaitu sebanyak 268 pemanfaatan batrra. Tujuan penelitian untuk mengetahui deskripsi, analisis, interpretasi Kesiapan dalam Pelaksanaan Program Battra d Puskesmas di Kota Sungai Penuh. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 orang yang di ambil secara purposive sampling. Hasil penelitian wawancara mendalam, didapatkan dari input bahwa kebijakan sudah ada hanya saja belum terlaksana dengan baik, SDM hanya dari tenaga kesehatanan farmasi, sarana dan prasarana untuk tempat batra sendiri belum ada di pelayanan kesehatan, dan untuk pendanaan disediakan dari APBD dan BOK. Pada proses pelaksanaan sudah berjalan hanya saja belum maksimal, monitoring dari
tenaga kesehatan hanya faramasi yang melakukan batra, dan evaluasi faktor penghambat berjalannya program batra yaitu kurangnya kerjasama antara dinas kesehatan dengan pihak puskesmas. Pada output sudah terlaksananya program batra hanya belum maksimal. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa kesiapan pelaksanaan program batra belum cukup. Saran untuk dinas kesehatan kota sungai penuh
diikutsertakan pelatihan untuk batra dan pelaksanaannya tidak hanya dilakukan oleh tenga farmasi saja tetapi bisa juga dilakukan oleh tenaga kesehatan perawat.

In the last three years from 2017 to 2019 in Sungai Penuh, there was an increase of the use of traditional medicine. However, in 2020, it was decrease, as much as 268 battery usage. The purpose of the study was to determine the description, analysis, interpretation of Readiness in the Implementation of Batra Program Readiness Implementation in Community Health Centers in Sungai Penuh in 2021. The type of this research method was qualitative with a phenomenological approach with in-depth interviews. The informants in this study were 6 people who were taken
by purposive sampling.The results of the in-depth interview research, obtained from the input that policies already exist but have not been implemented properly, human resources only from pharmaceutical health workers, facilities and infrastructure for the batra itself was not
yet available in health services, and funding was provided from the APBD and BOK. In the implementation process, it has been running, it's just not optimal, monitoring from health workers only pharmacists who do batra, and evaluation of the inhibiting factors for the batra program was the lack of cooperation between the health department. At the output, the Batra program has been implemented but it has not been maximized.
Based on the results of this study, it was concluded that the readiness for the implementation of the Batra program was not sufficient. It is suggested for Sungai Penuh health services to join with Batra program and its implementation is not only carried out by pharmacists but also it can also be carried out by nurse.