Penerapan Pelaksanaan Pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tiakar Kota Payakumbuh Tahun 2016

Categorie(s):
   Lecturer Research
Author(s):
   Noflidaputri, Resty - et.al
Advisor:
-
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK), Bayi Baru Lahir.
DOI:
-
Abstract :
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur 48-72 hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat. Pelaksanaan SHK di wilayah kerja Puskesmas Tiakar baru dimulai pada tahun 2015. Pelaksanaan SHK baru mencapai 29,5 % (70 dari 237 bayi baru lahir), ditemukan 2 orang positif hipotiroid dan 7 orang tidak bersedia dilakukan SHK. Survey awal terhadap 2 orang bidan desa diketahui bahwa mereka tidak pernah mengikuti pelatihan khusus SHK, mereka hanya mendapatkan sosialisasi dari pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan. sarana prasarana yang mendukung untuk pelaksanaan SHK kurang efektif, dimana dari bulan Januari Maret 2016 belum ada diberikan perlengkapan baru untuk menunjang pelaksanaan SHK. Tujuan penelitian untuk mengetahui Penerapan Pelaksanaan Pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tiakar Kota Payakumbuh Tahun 2016. Desain penelitian kualitatif dengan metode evaluation study. Penelitian dilakukan pada bulan April 2016 di wilayah kerja Puskesmas Tiakar. Informan penleitian terdiri dari kepala Puskesmas, pemegang program, bidan desa dan ibu yang memiliki bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Tiakar, yang dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan diolah serta dianalisa menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian diketahui adanya masalah pada komponen input yaitu kualitas sumber daya manusia (tenaga pelaksana) pemeriksaan SHK masih kurang, sarana prasarana pemeriksaan SHK masih kurang. Adanya masalah pada komponen proses yaitu perencanaan dalam penerapan pemeriksaan SHK belum sempurna, perencanaan belum sepenuhnya diserahkan pada Puskesmas. Pada pada output cakupan pemeriksaan SHK belum sesuai dengan yang diharapkan Disimpulkan bahwa penerapan pemeriksaan SHK belum optimal. Diharapkan pada pihak Puskesmas agar dapat menyediakan kertas saring untuk masing-masing bidan sesuai dengan sasaran yang ada, dan DKK agar memfasilitasi semua bidan untuk mengikuti pelatihan SHK guna meningkatkan kualitas SDM pelaksana SHK.
Download From Google Drive